Bagaimana Cara Kita Beriman kepada Malaikat?
Cara meyakini malaikat terbagi menjadi dua, yaitu meyakini secara umum dan secara rinci.
Bagaimana cara beriman kepada malaikat secara umum?
Meyakini malaikat secara umum mencakup beberapa
aspek, antara lain:
Pertama, Menyatakan keberadaan malaikat sebagai
makhluk ciptaan Allah.
Malaikat diciptakan dengan tujuan beribadah
kepada-Nya, dan keberadaan mereka adalah nyata.
Meskipun tidak terlihat oleh mata kita, ini
tidak mengubah kenyataan bahwa mereka benar-benar ada, seperti banyak benda
atau makhluk halus di alam semesta yang tak dapat terlihat oleh mata manusia,
namun tetap eksis.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dua kali
menyaksikan malaikat Jibril dalam bentuk aslinya. Begitu pula, beberapa sahabat
juga pernah melihat malaikat dalam bentuk manusia.
Dalam kitab "Musnad" karya Imam
Ahmad, disebutkan bahwa Abdullah bin Mas'ud meriwayatkan bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Jibril dalam bentuk aslinya, yang
memiliki enam ratus sayap yang menutupi ufuk.
Dalam hadis Jibril yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim, dikisahkan bahwa Jibril datang dalam bentuk seorang laki-laki yang
sangat putih pakaiannya dan sangat hitam rambutnya, tidak tampak tanda-tanda
kelelahan perjalanan pada dirinya, dan tidak ada seorang pun di antara sahabat
yang mengenalnya.
Kedua, Menempatkan malaikat sesuai dengan kedudukan
yang Allah tetapkan untuk mereka. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang selalu
siap untuk menjalankan perintah-Nya.
Allah telah memuliakan mereka dengan memberikan
kedudukan tinggi dan mendekatkan mereka kepada-Nya. Beberapa di antara mereka
ditunjuk sebagai utusan-Nya untuk menyampaikan wahyu, sedangkan yang lain
menjalankan tugas sesuai dengan kehendak Allah subhanahu wataala.
Betapapun tinggi kedudukan malaikat sebagai
hamba Allah, mereka tidak memiliki kekuatan untuk mendatangkan manfaat atau
mudharat baik bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. Allah sendirilah yang
mengetahui dan menentukan segala kebaikan dan kemudharatan.
Oleh
karena itu, tidak boleh ada bentuk ibadah yang ditujukan kepada malaikat,
karena mereka bukanlah objek ibadah.
Lebih dari itu, adalah salah dan bertentangan
dengan tauhid (keesaan Allah) jika menganggap malaikat memiliki sifat-sifat
ketuhanan atau menyamakannya dengan Allah.
Sebagai contoh, keyakinan orang-orang Nasrani
terhadap Ruhul Qudus (malaikat Jibril alaihis salam) sebagai pribadi ketiga
dalam konsep Tritunggal merupakan kesalahan besar dalam beriman. Kita sebagai
umat Islam meyakini bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang tunduk sepenuhnya
pada perintah-Nya, dan tidak ada yang menyerupai dan setara dengan-Nya.
Mengakui keberadaan malaikat secara menyeluruh
dan tanpa syarat adalah kewajiban mutlak bagi setiap Muslim dan Muslimah. Ini
termasuk sebagai salah satu dari enam pilar iman dalam agama Islam. Setiap
Muslim dituntut untuk meyakini eksistensi malaikat, peran mereka sebagai hamba
Allah yang taat, serta tugas dan tanggung jawab yang telah Allah amanahkan
kepada mereka.
Iman kepada malaikat bukanlah pilihan, tetapi
suatu kewajiban yang harus dipegang teguh oleh setiap Muslim. Dengan mengakui
dan mengimani malaikat, seseorang menunjukkan ketaqwaan dan ketaatan kepada
Allah, serta kesediaan untuk menerima apa pun yang telah Allah wahyukan kepada
umat-Nya.
Oleh karena itu, keyakinan akan malaikat adalah
bagian integral dari iman dalam agama Islam dan tidak dapat ditawar-tawar.
Lalu bagaimana cara beriman kepada malaikat secara rinci?
Beriman kepada malaikat secara detail meliputi
hal-hal berikut:
Pertama, fase penciptaan mereka.
Allah menciptakan para malaikat dari cahaya,
menciptakan jin dari api, dan menciptakan manusia dari tanah liat. Lebih
lanjut, Allah menciptakan malaikat sebelum menciptakan Adam alaihis salam,
menjadikan mereka sebagai makhluk pertama dalam penciptaan-Nya.
Kedua, jumlah mereka.
Malaikat adalah makhluk yang jumlahnya sangat
banyak dan hanya Allah yang mengetahui jumlah sebenarnya. Mereka tersebar di
seluruh langit, bahkan setiap tempat di langit dengan jarak empat jari memiliki
malaikat yang selalu bersujud atau berdiri dalam ibadah kepada Allah.
Sebagai
contoh, di langit ketujuh terdapat Baitul Makmur yang setiap harinya dimasuki
oleh tujuh puluh ribu malaikat, dan setelah keluar dari Baitul Makmur, mereka
tidak dapat kembali lagi karena jumlahnya begitu banyak.
Pada Hari Kiamat, neraka akan datang dengan
tujuh puluh ribu tali kendali, dan setiap tali kendali akan ditarik oleh tujuh
puluh ribu malaikat.
Hal ini menunjukkan betapa banyaknya malaikat
yang akan melaksanakan tugasnya pada saat Hari Kiamat. Namun, jumlah pasti malaikat
tersebut hanya Allah yang mengetahuinya.
Ketiga, nama mereka
Seorang muslim harus beriman dengan nama-nama
malaikat, baik yang disebutkan dalam Al-Qur'an maupun dalam sunah Rasulullah.
Jika nama malaikat tidak disebutkan oleh Allah
atau Rasul-Nya, maka kita beriman secara umum.
Malaikat-malaikat yang tertera dalam Al-Qur'an:
a) Jibril atau Jibrail, adalah malaikat yang
juga dikenal sebagai Ruhul Qudus, yang bertugas menyampaikan wahyu dari Allah
kepada para rasul-Nya.
b) Mikail atau Mikal adalah malaikat yang
bertanggung jawab untuk menurunkan hujan dan mengatur air di bumi, sehingga
tumbuhan dapat tumbuh dan makhluk hidup dapat bertahan hidup sesuai dengan
kehendak Allah.
c) Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala
sebagai tanda akhir dari kehidupan dunia dan awal kehidupan akhirat, yang mana
dengan tiupan sangkakala tersebut jasad-jasad akan hidup.
d) Malik adalah malaikat yang bertugas sebagai
penjaga neraka, menjaga dan mengawasi para penghuni neraka sesuai dengan
perintah Allah.
e) Munkar dan Nakir adalah malaikat yang
bertugas sebagai penanya di dalam kubur. Mereka akan menguji manusia tentang
keyakinan dan amal perbuatan mereka setelah kematian.
f) Harut dan Marut adalah dua malaikat yang
diutus oleh Allah ke negeri Babilonia untuk menguji manusia dengan memberikan
pengajaran tentang ilmu sihir. Namun, mereka juga memberikan peringatan kepada
manusia agar tidak tergoda oleh sihir.
Nama kedua malaikat ini disebutkan dalam
Al-Qur'an pada surat Al-Baqarah ayat 102.
Harut dan Marut menjadi contoh tentang
pentingnya taat kepada Allah dan tidak tergoda oleh hal-hal yang terlarang.
Mereka juga menunjukkan bagaimana malaikat dapat diutus untuk menguji dan
memberi peringatan kepada manusia dalam menghadapi godaan dan cobaan di dunia
ini.
Catatan:
Adapun selain nama-nama ini, maka disebutkan
sifatnya, seperti Roqib dan ‘Atid bukanlah nama malaikat, namun menunjukkan
sifat malaikat.
Sifat roqib itu menunjukkan malaikat yang
senantiasa mengawasi manusia, siang dan malam.
'Atid adalah sifat malaikat yang menunjukkan
bahwa mereka selalu berada dan hadir di mana pun kita berada.
Terkadang juga disebutkan nama tugasnya,
seperti Malikat Maut dan Malaikat Jibal. Sedangkan Izrail dan Ridwan maka tidak
ada hadis shohih yang menyebutkan keduanya.
Keempat, sifat atau perangai mereka.
Ciri-ciri malaikat Malaikat adalah makhluk
hakiki, memiliki wujud yang nyata, dan memiliki sifat-sifat baik, baik itu dari
segi fisik maupun kepribadian.
Beberapa di antaranya meliputi:
a) Malaikat memiliki tubuh dan wujud yang besar
dan kuat. Allah menciptakan mereka dengan bentuk yang sesuai dengan tugas besar
yang mereka emban di langit dan di bumi.
b) Malaikat memiliki sayap yang Allah ciptakan
untuk mereka. Beberapa malaikat memiliki dua, tiga, empat, atau lebih sayap
sesuai dengan bentuk tugas dan kemuliaan yang Allah anugerahkan pada mereka.
Sebagai contoh, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah menyaksikan
malaikat Jibril dalam bentuk aslinya dengan memiliki 600 sayap yang menutupi
ufuk.
c) Malaikat tidak memerlukan makanan dan
minuman. Allah menciptakan mereka dalam keadaan tidak membutuhkan makanan dan
minuman, serta mereka tidak perlu menikah atau memiliki keturunan. Malaikat
adalah makhluk yang bersifat murni dan berbeda dengan manusia dalam hal-hal
tersebut.
d) Malaikat memiliki akal dan hati, dan mereka
dapat berkomunikasi dengan Allah serta mendengar firman-Nya.
Allah berbicara dengan malaikat dan malaikat
juga berbicara dengan Nabi Adam alaihis salam dan nabi-nabi lainnya sebagai
bagian dari tugas dan peran mereka dalam menyampaikan wahyu dan perintah Allah
kepada manusia.
Malaikat merupakan makhluk yang memiliki
kesadaran dan kemampuan untuk berinteraksi dengan Allah dan manusia sesuai
dengan kehendak-Nya.
e) Malaikat memiliki kemampuan untuk berubah
bentuk dari rupa aslinya menjadi manusia laki-laki. Allah telah memberikan
kemampuan ini sebagai jawaban atau respon terhadap kesalahpahaman atau
kepercayaan yang salah dari beberapa orang yang menyimpulkan bahwa malaikat
adalah anak perempuan Allah.
Namun, kita tidak mengetahui secara pasti
bagaimana mereka melakukan perubahan bentuk ini, dan sulit bagi kita untuk
membedakan mereka dengan manusia saat mereka berubah menjadi manusia.
f) Malaikat memiliki kematian dan di hari
kiamat, semua malaikat termasuk malaikat yang bertugas mencabut nyawapun akan
mati. Namun, mereka akan dibangkitkan kembali untuk melaksanakan tugas-tugas
yang telah diberikan Allah kepada masing-masing malaikat.
g) Para malaikat melaksanakan ibadah kepada
Allah dengan berbagai macam bentuk ibadah, seperti shalat, doa, tasbih, ruku',
sujud, rasa takut kepada Allah, cinta, dan lain-lain.
Kelima, tugas mereka.
Mencakup berbagai peran mulia yang telah
ditetapkan oleh Allah subhanahu wataala, di antaranya:
1. Melaksanakan tugas memikul Arsy Allah.
2. Menjalankan tugas menyampaikan wahyu kepada
para rasul.
3. Melakukan tugas menjaga surga dan neraka.
4. Bertugas mengatur awan, hujan, dan
tumbuh-tumbuhan.
5. Menunaikan tugas menjaga gunung.
6. Melaksanakan tugas meniup sangkakala.
7. Bertugas sebagai pencatat amalan manusia.
8. Menjalankan tugas menjaga manusia dan
melakukan ketetapan atas mereka sesuai kehendak Allah.
9. Melaksanakan tugas menjaga janin, memberikan
ruh kepada manusia, menulis takdir rezeki, amalan, dan nasibnya.
10. Melakukan tugas mencabut nyawa manusia saat
kematian.
11. Bertugas sebagai penanya dalam kubur.
------
Referensi: Arkanul Iman Jamiah Islamiyah Al-Madinah Al-Munawarah
Sumampir, Kamis menjelang Isya, 22 Safar 1445H/7 September 2023
by: Panewu Tunggul Alam
------
0 Komentar