Bagaimana Cara Kita Beriman kepada Kitab-Kitab Allah?

 


Bagaimana Cara Kita Beriman kepada Kitab-Kitab Allah?

Beriman kepada semua kitab yang diturunkan kepada para rasul adalah salah satu pilar penting dari enam pilar iman.

Allah telah mengutus para Rasul dengan membawa kebenaran yang jelas, dan Dia menurunkan kitab-kitab bersama mereka sebagai bentuk rahmat-Nya kepada hamba-Nya serta sebagai panduan bagi mereka dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Kitab-kitab tersebut juga berfungsi sebagai pedoman hidup dan penyelesaian bagi perselisihan di antara mereka.

 

Apa yang dimaksud dengan iman kepada Kitab Allah?

Beriman kepada kitab berarti sepenuhnya mengakui bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-rasul-Nya, dan kitab-kitab tersebut adalah firman Allah yang hakiki.

Kitab-kitab tersebut adalah sumber cahaya dan petunjuk, seluruh isinya adalah kebenaran, kejujuran, dan keadilan yang harus diikuti dan dijalankan. 

Jumlah kitab-kitab tersebut hanya diketahui oleh Allah subhanahu wataala.

 

Lalu bagaimana cara kita beriman kepada kitab-kitab tersebut?

Dalam beriman kepada kitab-kitab, terdapat dua aspek yang dapat diperhatikan, secara global dan secara terperinci.

 

Beriman secara global berarti mengimani bahwa Allah subhanahu wata'ala telah menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul-Nya.

Ini berarti meyakini bahwa kitab-kitab tersebut adalah Firman atau Perkataan Allah, bukan makhluk, dan wajib beriman kepada semua kitab-kitab Allah secara keseluruhan.


Secara rinci, berarti mempercayai kitab-kitab yang namanya telah disebutkan Allah dalam Al-Qur'an, seperti Taurat, Zabur, Injil, Suhuf Ibrahim dan Musa.

Selain itu, juga beriman bahwa Allah memiliki kitab-kitab lain yang diturunkan kepada para nabi, namun hanya Allah yang mengetahui nama dan jumlah kitab-kitab tersebut.

Beriman bahwa tujuan turunnya kitab-kitab Allah adalah untuk menegakkan tauhid dalam ibadah, mendorong amal shaleh, dan mencegah perbuatan syirik dan kerusakan di dunia.

Maka pada hakikatnya misi da’wah para rasul adalah satu, sekalipun berbeda dalam beberapa rincian syariat dan hukum.

Beriman dengan kitab-kitab berarti mengakui turunnya kepada para rasul yang terdahulu, sedangkan beriman kepada Al-Qur'an berarti mengakui dan membenarkan serta mengikuti kandungannya.

Percaya bahwa Al-Qur'an merupakan kitab yang benar dan harus diikuti dalam seluruh aspek kehidupan.

Memahami bahwa tujuan utama dari kitab-kitab Allah adalah untuk memperkuat iman kepada-Nya dan membimbing umat manusia menuju kebaikan dan kesucian.

Mengakui bahwa kitab-kitab Allah adalah sumber petunjuk dan panduan hidup yang harus diikuti dengan sepenuh hati.

Percaya bahwa kitab-kitab Allah diturunkan untuk mengajarkan prinsip-prinsip tauhid dan kebenaran bagi umat manusia.

Bagaimana sikap kita terhadap isi kitab-kitab terdahulu yang telah diturunkan sebelum Al-Qur’an?

Kita meyakini bahwa semua pesan yang telah diwahyukan Allah kepada para rasul dalam kitab-kitab terdahulu adalah kebenaran yang pasti.

Tetapi bukan berarti kita harus sepenuhnya menerima semua isi kitab tersebut yang ada di tangan penganut agama lain pada masa sekarang, karena isi kitab-kitab tersebut telah mengalami perubahan dan penyelewengan dari versi aslinya yang diturunkan Allah kepada rasul-rasul-Nya.

Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita perlu berhati-hati dan kritis dalam menyikapi isi kitab-kitab terdahulu yang ada di tangan penganut agama lain.

Kita tidak boleh serta merta menerima semuanya tanpa pertimbangan. Sebaliknya, kita harus melakukan analisis dan pemahaman dengan cermat, membandingkan dengan ajaran Al-Qur'an.


Jadi, sikap kita terhadap hukum-hukum kitab-kitab terdahulu adalah sebagai berikut:

1. Jika ada hukum-hukum dalam kitab-kitab terdahulu yang bertentangan dengan syariat Islam, maka tidak boleh kita amalkan. 

Hal ini bukan berarti hukum tersebut tidak benar, namun sudah tidak berlaku lagi pada zaman kita, karena telah dihapus dengan syariat Islam yang lebih sempurna.

2. Jika hukum-hukum dalam kitab terdahulu telah terbukti sesuai dengan syariat Islam, maka kita dapat mengakui keabsahannya.

Namun tetap mengutamakan Al-Qur'an sebagai rujukan utama dalam menentukan hukum agama.

Dengan demikian, sikap kita terhadap hukum-hukum kitab terdahulu adalah selektif dan berdasarkan panduan dari Al-Qur'an sebagai kitab suci dan sumber utama petunjuk dalam agama Islam. 

Kita harus menghormati dan mengakui nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab terdahulu yang sesuai dengan syariat Islam, namun tetap mengutamakan Al-Qur'an sebagai pedoman utama dalam menjalani kehidupan sebagai umat Muslim.

 

Kitab-kitab suci yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis adalah

1. Al-Qur'an

Al-Qur'an merupakan wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, sebagai penutup dari serangkaian para nabi dan rasul.

Al-Qur'an adalah kitab ilahi terakhir yang telah dijamin oleh Allah subhanahu wata'ala dari distorsi dan modifikasi, dan dijadikan sebagai pengganti kitab-kitab sebelumnya.

2. Taurat

Taurat adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Musa alaihis salam sebagai petunjuk dan cahaya bagi Bani Israil dan para ulama mereka.

Kitab Taurat yang harus kita beriman kepadanya adalah yang diturunkan langsung oleh Allah kepada Nabi Musa alaihis salam, bukan versi yang sudah mengalami perubahan yang ada pada ahli kitab pada masa kini.

3. Zabur

Kitab Zabur adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Daud alaihis salam sebagai petunjuk dan panduan bagi umatnya.

 Kitab Zabur yang kita wajib beriman kepadanya adalah yang diturunkan langsung oleh Allah kepada Nabi Daud, bukan versi yang sudah mengalami perubahan oleh orang-orang Yahudi atau pihak lain.

Kita meyakini bahwa kitab Zabur yang asli adalah wahyu yang tidak mengalami perubahan atau penyelewengan.

4. Injil

Injil adalah wahyu Allah yang diberikan kepada Nabi Isa alaihis salam sebagai pembawa kebenaran dan pengesahan kitab-kitab samawi sebelumnya.

Sebagai umat Muslim, kita wajib beriman kepada Injil yang asli, yaitu wahyu Allah yang diturunkan secara langsung kepada Nabi Isa. 

Kita tidak beriman kepada versi Injil yang sudah mengalami perubahan atau penyimpangan oleh pihak-pihak tertentu.

Dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan bahwa beberapa pihak telah mengubah sebagian isi kitab-kitab sebelumnya, termasuk Injil. 

Oleh karena itu, kita hanya meyakini wahyu yang asli dan tidak berafiliasi dengan versi yang sudah diubah oleh manusia.

5. Suhuf (lembaran-lembaran) Ibrahim dan Musa adalah wahyu yang diturunkan Allah kepada nabi Ibrahim dan nabi Musa.

Sayangnya, lembaran-lembaran ini telah hilang dan kita tidak mengetahui secara pasti isinya, kecuali apa yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis Rasulullah.

Meskipun demikian, kita meyakini keberadaan dan kebenaran wahyu-wahyu tersebut, walaupun kandungannya tidak dapat diakses secara lengkap lagi.

 

----------

Referensi: Arkanul Iman Jamiah Islamiyah Al-Madinah Al-Munawarah

Sumampir, Jum'at setelah Maghrib 23 Safar 1445H/8 September 2023

by: Panewu Tunggul Alam

----------

Posting Komentar

0 Komentar