Merajut Benang-Benang Takdir
Dalam perjalanan hidup yang penuh
tantangan dan impian, manusia sering kali ditemui oleh berbagai kalimat
motivasi yang mendorong mereka untuk tidak putus asa.
Namun, seiring dengan semangat
dan usaha yang diberikan, manusia juga perlu menyadari bahwa kemampuannya serba
terbatas.
Terdapat banyak hal besar yang
tidak dapat diraih hanya dengan semangat dan usaha semata, melainkan juga
dengan bersandar pada Allah yang memiliki kuasa atas segalanya.
Dalam artikel ini, kita akan
menjelajahi konsep ini lebih dalam dan merenungkan tentang pentingnya menyadari
keterbatasan manusia dalam perjuangan hidup.
Keterbatasan Manusia
Saat kita berbicara tentang
keterbatasan manusia, kita merujuk pada realitas bahwa kita adalah makhluk yang
lemah.
Semua kemampuan yang kita miliki,
mulai dari otak, kaki, tangan, mata, telinga, hingga kemampuan berkehendak,
semuanya adalah pemberian dari Allah.
Manusia tidak memiliki kendali
penuh atas kemampuan-kemampuan ini, tetapi kita diberi kesempatan untuk
menggunakannya dengan baik atau buruk.
Allah menciptakan manusia sebagai
makhluk yang sempurna, namun dengan batasan yang jelas.
Kita tidak dapat melampaui
batasan fisik dan mental yang telah ditetapkan. Keterbatasan ini, dalam banyak
kasus, menjadikan manusia cenderung merasa lemah dan terbatas dalam usahanya.
Namun, sebenarnya, ini adalah
pengingat akan pentingnya bersandar pada Allah dalam segala aspek kehidupan.
Usaha dan Allah
Ketika kita berbicara tentang
usaha, penting untuk memahami bahwa semua usaha yang kita lakukan juga
merupakan anugerah dari Allah.
Kemampuan untuk berpikir,
merencanakan, dan bertindak adalah karunia-Nya.
Namun, seringkali manusia terlalu
yakin pada diri mereka sendiri dan melupakan bahwa tanpa Allah, segala usaha
itu tidak akan berhasil.
Dalam Al-Quran, Allah berfirman,
"Dan berkatalah Rabbmu: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.'" (Q.S. Al-Mu’min [40]:
60).
Pesan ini mengingatkan kita untuk
selalu mengandalkan Allah dalam setiap usaha kita. Tanpa-Nya, usaha kita hanya
akan menjadi usaha manusia biasa yang rapuh dan terbatas.
"Moment" dan "Luck"
Selain kemampuan dan usaha,
terdapat faktor-faktor eksternal yang berada di luar kendali manusia, seperti
"moment" dan "luck".
"Moment" merujuk pada
waktu atau situasi yang tepat, sedangkan "luck" adalah keberuntungan.
Dalam banyak kasus, kesuksesan
seseorang tidak hanya bergantung pada usaha kerasnya, tetapi juga pada momen
yang benar-benar tepat dan keberuntungan yang datang.
Ini adalah pengingat bahwa
meskipun kita dapat berusaha sekeras mungkin, kita tidak memiliki kendali penuh
atas semua aspek dalam hidup.
Allahlah yang mengatur segala
sesuatu, termasuk momen-momen penting dalam hidup kita dan keberuntungan yang
kita alami.
Oleh karena itu, kita perlu
bersandar pada-Nya dan menerima segala yang datang sebagai kehendak-Nya.
Kita Bukan Siapa-siapa
Dalam pandangan Islam, manusia
adalah hamba Allah. Kami adalah makhluk yang diberi nikmat hidup sebagai
manusia, bukan sebagai hewan atau benda mati.
Ini adalah anugerah besar yang
harus kita syukuri setiap hari. Namun, dalam kebesaran ini, kita juga harus
merendahkan diri dan menyadari bahwa kita hanyalah setitik debu di alam semesta
yang luas.
Kesadaran akan kedudukan kita
sebagai hamba Allah harus memotivasi kita untuk tetap rendah hati dan
bersyukur.
Semua yang kita capai dan miliki
adalah hasil dari karunia-Nya.
Oleh karena itu, dalam setiap
usaha dan pencapaian kita, kita harus selalu bersandar pada-Nya dan mengingat
bahwa segalanya berada di bawah kendali-Nya.
Kesimpulan:
Dalam perjalanan hidup manusia,
ada banyak hal yang di luar kendali kita.
Meskipun semangat dan usaha keras
sangat penting, kita juga perlu bersandar pada Allah sebagai sumber kekuatan.
Kita adalah hamba Allah yang
diberikan nikmat hidup di alam semesta ini, dan kita tidak bisa mengabaikan
peran-Nya dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu, dalam setiap
usaha dan pencapaian kita, mari selalu berusaha, bersyukur dan bersandar pada
Allah yang memiliki segalanya.
------
Sumampir, cahaya matahari yang
terselimuti mendung
Jum’at, 23 Safar 1445H/8
September 2023
by: Panewu Tunggul Alam
------
0 Komentar