Dalam kehidupan ini, ada yang
begitu istimewa, ada makhluk yang kasih sayangnya tak pernah surut, hati yang
selalu penuh dengan doa dan harapan-harapan terbaik untuk anaknya.
Dialah ayah ibumu, sebagai
"samudera kasih" yang tak pernah kering.
Samudera Kasih
Sungguh, ayah ibumu adalah
samudera kasih yang cintanya tak akan pernah surut lagi kering.
Seperti samudera yang luas dan
dalam, kasih ayah ibumu juga tidak memiliki batas.
Mereka merentangkan sayapnya
begitu lebar untuk melindungi, mendukung, dan mencintai anak-anaknya.
Kasih ini tak kenal waktu, tak
tergoyahkan, dan tak terhenti oleh jarak.
Sebagai orang tua, hatinya selalu
dipenuhi dengan doa. Doa-doanya seperti bintang-bintang yang bersinar di langit
malam, menghiasi langit hatinya.
Alangkah seringnya ayah ibumu terbangun
malam hari untuk bersujud, mereka berdoa agar anak-anaknya selalu dalam
lindungan Allah, agar mereka diberi kebahagiaan, kesehatan, dan kesuksesan. Sedangkan
kamu masih tertidur pulas.
Alangkah seringnya ayah ibumu dalam gelapnya malam berdoa kepada Sang Maha Kuasa sambil berkata,
“Ya Allah….anakku
ya Allah, berikan mereka kesuksesan, berikan mereka keberhasilan, mudahkan
mereka untuk mewujudkan cita-citanya, aku rela hidup menderita, yang penting
berikan kebahagiaan untuk anak-anakku ya Allah…”
Mereka tak pernah lelah berdoa
untuk anak-anaknya, bahkan ketika anak-anak sudah dewasa dan menjalani
kehidupan mereka sendiri.
Mereka adalah sosok yang selalu
optimis dan penuh harapan. Tak akan jemu ia menatap buah hatinya, tak peduli
seberapa sering mereka membuat kesalahan atau mengalami kegagalan.
Mereka selalu melihat potensi
terbaik dalam anak-anaknya dan mendorong untuk terus berusaha.
Mereka adalah penopang, tempat
berlindung, dan sumber inspirasi bagi anak-anaknya.
Tak akan jemu telinganya
mendengar suara anaknya. Setiap kata yang diucapkan anak adalah lagu terindah
baginya.
Bahkan ketika anak-anaknya
berkata-kata kasar atau marah, ayah ibumu tetap mendengar suara cinta di balik
kata-kata itu.
Mereka tahu bahwa di balik semua
emosi dan perbedaan, ada kasih sayang yang tak tergoyahkan.
Mungkin, ayah ibumu pernah
memarahimu, pernah membentakmu, pernah mencubitmu.
Tapi ketahuilah, mereka lakukan
itu karena cinta akan dirimu, mereka khawatir terhadapmu.
Kepedihan yang Dipendam
Karap kali kamu meminta kepada
mereka untuk dibelikan sesuatu, sedangkan kamu tidak mengetahui bagaimana
kondisi yang begitu berat yang sedang mereka alami.
Namun semua itu, mereka tidak memberitahukan kepadamu. Bagi mereka, yang penting kebutuhanmu bisa terpenuhi.
Mereka tidak peduli, walaupun harus berhutang, walaupun dicerca dan dihina orang.
Bagi mereka,
yang penting kamu bisa tersenyum, kamu bisa bahagia, sebab mereka tidak sanggup
melihatmu bersedih.
Tulusnya Kasih Mereka
Aduhai, adakah sosok di dunia ini
yang lebih mencintai dan tulus mengasihimu dibanding ayah ibumu?
Mereka adalah pribadi yang penuh pengorbanan. Mereka siap memberikan segalanya demi kebahagiaan anak-anaknya.
Kasihnya tulus dan murni, tanpa pamrih atau harapan akan imbalan.
Mereka mendidik dengan kasih
sayang. Ketika semua orang menjauh dan meningglkanmu, mereka adalah pendamping
yang setia.
Perpisahan
Sekarang, ayah ibumu masa kuatnya
telah habis untuk membahagiakan dirimu. Jemarinya mulai gemetaran, rambutnya
mulai memutih, jalannya mulai sempoyongan, suaranya mulai memelan, badannya
mulai diliputi penyakit.
Maka saat itulah giliranmu untuk
membahagiakan mereka, sambutlah mereka dengan kasih sayang.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan,
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (Al-Isra: 23)
Sungguh, kesempatan ini tidak akan terulang.
Ketika ayah ibumu telah tiada, maka kamu tidak akan bisa memberi
makanan kesukaannya, tidak bisa lagi memijitnya, tidak bisa lagi membelikan
baju, tidak bisa memberikan hadiah, tidak bisa lagi bercanda dengan mereka,
tidak bisa duduk disamping mereka, tidak bisa lagi mencium tangannya, tidak
bisa lagi mendengar keluh kesahmu.
Namun, jangan sekali-kali lupa
untuk mendoakannya. Itulah yang sangat mereka butuhkan ketika di alam kubur.
“Ya Allah, ampunilah dosaku dan
dosa kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya, sebagaimana mereka menyayangiku
sewaktu kecil”
------
Sumampir, daun-daun merayap,
mencari teduhan dari matahari yang meninggi.
Senin, 3 Rabiul Awal 1445 H/18
September 2023M
by: Panewu Tunggul Alam
------
0 Komentar