Sering kali kita terjerat dalam jaring pujian dan kritik antar sesama.
Kita diberikan wawasan yang dalam tentang betapa semunya pujian manusia.
Sebagai makhluk yang rentan terhadap pengaruh luar, kita sering kali membiarkan opini orang lain mendefinisikan diri kita.
Namun, pandangan ini mengingatkan kita bahwa segala pujian dan kritik itu hanya semu, karena hanya Allah yang benar-benar tahu nilai sejati diri kita.
Kelemahan dalam Pujian Manusia
Pujian manusia, seindah dan sesemangat apa pun, tidak selalu mencerminkan kebenaran.
Seringkali, pujian tersebut bersifat subjektif, dipengaruhi oleh pandangan dan perasaan sementara orang lain.
Kita sering kali merasa bahagia dan bangga saat dipuji, tetapi kita juga mudah tersinggung dan terluka saat menerima kritik.
Ini adalah gambaran bahwa kita terlalu tergantung pada pujian manusia untuk merasa baik tentang diri kita.
Kita diajarkan untuk berhati-hati dalam menerima pujian, karena pujian itu bisa menjadi ujian.
Pujian berlebihan bisa membuat kita sombong dan melupakan asal-usul kita yang rendah dan lemah.
Oleh karena itu, dalam menghadapi pujian, kita perlu merenungkan diri dan mengingat bahwa semuanya hanya karunia Allah.
Kritik sebagai Ujian
Tidak hanya pujian, tetapi juga kritik adalah ujian bagi manusia. Terkadang, kita merasa hancur oleh kritik pedas yang diterima dari orang lain.
Namun, kita diajarkan untuk melihat kritik sebagai peluang untuk memperbaiki diri.
Kritik yang konstruktif dapat membantu kita tumbuh dan berkembang sebagai individu yang lebih baik.
Kita menemukan banyak cerita tentang para nabi dan tokoh-tokoh yang menerima kritik dan cobaan berat.
Mereka tidak hanya bertahan melalui ujian ini tetapi juga berkembang menjadi sosok yang lebih kuat dan bijaksana.
Ini mengajarkan kepada kita pentingnya memperlakukan kritik dengan bijaksana.
______
Sumampir, awan-awan berarak dengan gemulai di langit biru.
Kamis, 6 Rabiul Awal 1445 H/21 September 2023 M
by: Panewu Tunggul Alam
________
0 Komentar